aku dan cita-cita

Assalamu’alaikum Wr.Wb

saat ini saya masih berusia 20 tahun lebih 11 bulan tapi tepat bulan April 2008 maka saya sudah berusia 21 tahun, berada di tahun ke tiga di salah satu universitas negeri di kota Padang. saya berpikir usia 21 tahun bukan saatnya lagi untuk berpikir senang-senang, bebas bergembira ria, dan melakukan hal-hal yang tidak jelas tanpa memikirkan masa depan.

saya telah memikirkan akan seperti apa saya nanti di masa yang akan datang, mulai dari menganalisa kelebihan-kelebihan dan kelemahan diri, serta menemukan apa yang bisa saya raih di masa depan nanti.

sejak smp saya sudah terbiasa memikirkan apa yang saya ingin lakukan beberapa tahun ke depan. begitu juga dengan ketika berada di bangku sma. sebenarnya adalah menjadi dokter adalah cita-cita saya. ingin kuliah di FK merupakan hal yang paling saya impikan. cita-cita kuliah di FK selalu ada dipikiran saya sampai saat saya berada di tahun pertama kuliah. tapi walaupun saya sudah mempunyai cita-cita beberapa tahun sebelumnya untuk bisa kuliah di FK namun tetap saja gagal, karena saya tidak pernah fokus dengan apa yang saya inginkan. “kegagalan yang kamu dapatkan, merupakan akibat dari kesalahanmu sendiri”. setelah berkaca serta merenungi dalam-dalam cita-cita saya barulah saya tahu kesalahannya adalah karena abstraknya parameter kesuksesan dan target hidup saya.

saat ini saya punya cita-cita yang baru ke depannya, belajar dari kegagalan sebelumnya, saya menuliskan ulang ke dalam life plan yang lebih spesifik, dengan parameter kesuksesan dan target hidup yang detail serta tahun berapa saya akan mencapainya, juga gambaran langkah-langkah kecil apa yang akan saya lewati untuk mencapai hal tersebut.
termasuk berani mengambil resiko yang ada.

terkadang saya sering menceritakan ke orang-orang terdekat saya tentang rencana saya ini, lalu kenapa saya harus menceritakannya?Saya berpendapat, apabila visi kita diketahui orang banyak, visi tersebut akan lebih mudah untuk tercapai. Visi tersebut akan tercapai karena banyak orang yang akan mengingatkan kita dengan visi kita tersebut saat kita mulai melenceng dari arah yang seharusnya, dan bisa jadi akan ada orang yang memiliki visi yang sama dengan kita akan membantu kita meraih visi tersebut.

Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui apakah visi saya tersebut akan tercapai atau tidak. Saya hanya bisa merencanakan sesuatu dan berikhtiar serta tawakal dalam menjalankan rencana tersebut. Sedangkah untuk hasilnya, biarlah Allah SWT yang menilai. Wallahu a’lam..

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tinggalkan komentar